SIKAP MANDIRI, FINANSIAL MANDIRI


Keluarga Samara (Bagian 5)

Ada sering mendengar banyak dari masukan para konsultan rumah tangga juga para penyampai (ustadz/ah) yang memberikan masukan bahwa jika sudah berumah tangga maka mulailah dengan langkah kemandirian dalam segala aspeknya. Agar proses pembelajaran dan pendewasaan berumah tangga bisa tumbuh secara wajar dan alami. Artinya pasangan hidup bisa secara utuh mengambil pelajaran pelajaran hidup yang sedang dihadapi dan dilaluinya tanpa terlalu banyak intervensi dari luar.
Dalam soal tempat tinggal misalnya mesti harus belajar mandiri juga, misalnya kontrak tempat jika secara finansial mampu beli rumah. Juga dengan operasional kehidupan harian sebisa mungkin pasangan hidup mesti mandiri, sehingga bisa melewati momen momen yang lucu, indah, dan lainnya dalam kebersamaan berdua, misalnya karena pasangan baru masak juga belum lihai maka apapun hasil masakannya apakah itu keasinan, kemanisan, gosong, dan lainnya itu tidak apa malah itu bisa jadi momen lucu berdua. Dan jadi pembelajaran yang paling ampuh dalam soal memasak. Begitupun aspek lainnya misalnya soal mencuci pakaian, jika selama jomblo mencuci pakaian seringkali orang tua yang menangani, maka setelah berkeluarga sendiri maka ya harus diusahakan ditangani berdua untuk mencuci dan membersihkannya. Soal teknis bisa dibicarakan berdua tentunya. Hal hal kecil dalam keseharian seperti inilah yang harus disikapi secara mandiri dalam keluarga baru.
Yang perlu dicatat soal kemandirian berkeluarga ini adalah komunikasi yang baik dengan orang tua juga mertua. Karena biasanya keluarga baru kebanyakan masih tinggal bersama dengan orangtua atau ditempat mertua. Dan biasanya mengharapkan anak dan menantunya untuk tinggal bersama. Karenanyalah soal mengawali kemandirian berkeluarga harus dikomunikasikan secara bijak dan baik kepada orang tua atau juga mertua kita. Dengan komunikasi yang baik yakinlah bahwa keinginan untuk mandiri dalam membina rumah tangga yang baru pasti akan diijinkan oleh orang tua kita, dan yang perlu dan penting dicatat adalah mandiri disini bukan berarti kemudian putus kekeluargaan namun hanya terpisah tempat saja, justru dengan kemandirian ini mestinya makin terasa ikatan kekeluargaan karena ada rasa rindu kangen dan lainnya yang akan ditemui bersama. Jadi mesti terpisah rumah adalah utama tetap membangun komunikasi dan ikatan kekeluargaan dengan orang tua atau mertua kita, komunikasi tidak boleh putus.
Hal yang tidak boleh juga diabaikan oleh keluarga baru adalah sikap hormat pada orang tua atau mertua atau orang yang dituakan dilingkungan keluarga besar kita, juga lingkungan sekitar kita. Penting karena bagaimanapun orang tua tentunya memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dari pasangan keluarga baru yang muda. Pengalaman hidup orang tua inilah mutiara ilmu yang harus bisa diambil oleh keluarga muda agar bisa jadi pelajaran penting sebagai tambahan ilmu yang baik untuk jalani hidup berkeluarga ke depan. Maka timbalah ilmu berupa pengalaman hidup dari orang tua terdekat disekitar kita.

Kemandirian Finansial
Dalam tulisan sebelumnya sudah kita singgung tentang Bekerja. Jadi pasangan hidup baik suami ataupun istri disarankan untuk memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang sebagai aktifitas diluar kehidupan rumah tangganya. Kenapa ini disarankan karena hidup berumah tangga membutuhkan dana finansial yang cukup agar keluarga bisa tumbuh dengan baik dan lancar. Dalam berkeluarga butuh operasional harian, makan, minum, berpakaia, tempat tinggal, sosial, dan lainnya. Itu semua butuh dana oleh karenaya untuk mencukupinya pasangan hidup keluarga semestinya memiliki pekerjaan yang menghasilkan. Apalagi sebagai suami yang menjadi nahkoda kapal keluarga dan Kepala Keluarga.
Finansial juga menjadi penting jika dikaitkan dengan pengembangan dan pertumbuhan keluarga nantinya. Semua yang berawal dari belum punya apa apa, kemudian harus ikhtiar untuk meningkat menjadi punya apa apa, tentunya butuh kekokohan finansial atau keuangan dalam keluarga yang baik. Dari belum punya rumah menjadi punya rumah, belum punya kendaraan menjadi punya kendaraan, dari belum punya anak menjadi punya anak dengan membekali pendidikan anak dari PAUD – PT misalnya, dari belum bisa Umroh/Haji menjadi bisa menjalankannya dan lain lainnya, itu semua butuh dana yang tdk sedikit. Dan itu semua bisa dicapai dengan pasangan keluarga tersebut memiliki pekerjaan yang menghasilkan. Inilah penting nya kemandirian finansial dalam berkeluarga. (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GASPPOL SUKOHARJO TAK LAGI SEKEDAR FORUM KOMUNIKASI PARPOL

POLING GASPOL FSM KEDUA AKAN SEGERA DIGULIRKAN

SISA SISA "SUARA WARGA" PASCA PUTUSAN MK & MENGIMANI TAKDIR