MANAGEMEN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN BUKIT BEGO, BANTUL.

Pemasangan ribuan ban bekas di pinggir tebing Bukit Bego, Pedukuhan Kedungbuweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, oleh sejumlah relawan dan komunitas trail mendapat tanggapan dari polisi hingga Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul. Polisi mengapresiasi hal itu dan Dishub akan berkoordinasi dengan Dishub DIY soal teknis penataannya.
"Kami mengapresiasi dari warga kemudian kami sudah berkoordinasi dengan pihak pemrakarsa maupun dari Lurah Wukirsari terkait kegiatan ini," kata Kanit Kamsel Satlantas Polres Bantul Ipda Ervita Juliani kepada wartawan di Bukit Bego, Bantul, Selasa (8/2/2022).

Ervita mengatakan pemasangan ban tersebut sebagai manajemen rekayasa lalu lintas. Terlebih, pemasangan ban tersebut dapat meminimalisir benturan kendaraan yang terlibat laka lantas.

"Ini adalah salah satu kegiatan manajemen rekayasa lalu lintas, dan bertujuan jika terjadi lagi, tapi harapan kita laka tidak terjadi lagi, ban ini yang bisa menghalangi. Sehingga tidak ada benturan keras seperti laka tunggal kemarin," ujarnya.

Senada dengan Ervita, Kepala Dishub Bantul Aris Suharyanta menilai jalur Imogiri-Dlingo memang jalur yang paling rawan terjadi kecelakaan. Sehingga pihaknya mengapresiasi respons warga dengan memasang ban-ban bekas di pinggir tebing Bukit Bego.

"Jadi untuk saat ini respons dari masyarakat sangat bagus kita menghargai. Namun demikian kita dengan polres akan koordinasi dengan dishub provinsi dan KNKT terkait dengan penataan, agar penataan ini nanti bisa sesuai fungsinya yaitu ikut mengamankan jika terjadi kecelakaan," kata Aris di tempat yang sama.

Pasalnya jalur Imogiri-Dlingo berstatus jalan provinsi. Sehingga pihaknya tidak bisa serta-merta menentukan kebijakan sendiri karena harus koordinasi dengan Dishub DIY.

"Nanti penataan kita diskusikan dengan dishub provinsi. Nanti kita rekayasa akan seperti apa, agar jangan sampai adanya ban ini mengganggu arus," katanya.

"Sehingga harapan kita nanti pemasangan ban menempel di dinding tebing bukan di badan jalan. Cuma teknisnya harus dibicarakan dengan orang yang berkompeten," imbuh Aris.

Aris mengaku akan segera mengajukan usul pembuatan jalan untuk penyelamatan di jalur Imogiri-Dlingo yang rawan laka lantas. Hal itu untuk meminimalisir dampak jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Dan juga tidak kalah pentingnya. Walaupun ini bukan ranah kami, tapi kita secara intens dan pasti kita mengusulkan jalan untuk penyelamatan," ujarnya.

"Karena ini di provinsi nanti kita akan membawa surat dan langsung menghadap Bu Made (Kepala Dishub DIY) terkait ini mohon untuk bisa diprioritaskan pembangunan jalan untuk penyelamatan arus," imbuh Aris.

Aris mengaku ada banyak hal yang menjadi prioritas Dishub Bantul sehingga perlu ada jalan penyelamatan di jalur Imogiri-Dlingo. Salah satunya sebagai jalur masuk ke kawasan wisata Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul.

"Prioritas itu karena salah satu jalur wisata. Yang kedua ini jalur rawan kecelakaan juga sehingga harus diprioritaskan," ujar Aris.

Diberitakan sebelumnuya, buntut kecelakaan tunggal bus pariwisata PO Gandhos Abadi yang menewaskan 13 orang di tebing Bukit Bego, Bantul, sejumlah relawan dan komunitas trail memasang ban-ban bekas di talut tebing tersebut. Hal itu untuk meminimalisir korban jika terjadi kejadian serupa.

Relawan sekaligus anggota komunitas trail Bantul Rus Susanto mengatakan, ide tersebut muncul dari banyaknya kecelakaan lalu lintas di tebing Bukit Bego. Hal itu berlanjut dengan membuat pemberitahuan di medsos terkait pengumpulan 1.000 ban untuk dipasang di talut selokan tebing Bukit Bego.

"Kenapa dipasangi ban, karena setiap kecelakaan titiknya di sini (tebing Bukit Bego) terus," ujar Rus kepada wartawan di Bukit Bego, Bantul, Selasa (8/2).

"Karena itu kita berinisiatif supaya setidaknya mengurangi jangan sampai ada korban lagi, kan kalau ada bantalan bisa mengurangi tingkat fatalitasnya. Tapi kita tidak berharap ada kecelakaan lho," lanjut Rus.

Sementara itu, Komandan SAR DIY Distrik Bantul Bondan Supriyanto menjelaskan bahwa pemasangan ban-ban itu akan memakan waktu kurang lebih 20 hari terhitung sejak hari ini. Mengingat panjang jalur yang terpasang ban mencapai ratusan meter.

"Teknisnya nanti pemasangan ban 2 tingkat dan sepanjang 200 meter, jadi sepanjang selokan di sekitar Bukit Bego. Untuk pemasangannya kita butuh sekitar 20 hari."

Detik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GASPPOL SUKOHARJO TAK LAGI SEKEDAR FORUM KOMUNIKASI PARPOL

POLING GASPOL FSM KEDUA AKAN SEGERA DIGULIRKAN

SISA SISA "SUARA WARGA" PASCA PUTUSAN MK & MENGIMANI TAKDIR