BUPATI REOG
Selepas adzan sholat Isya’ berkumandang, kami tiba di Pendopo Pemkab Ponorogo yang sering disebut dengan Dalem Pringgitan. Begitu melihat rombongan kami datang, salah seorang ajudan Bupati mempersilahkan kami masuk ruang tamu utama.
Saat kami mempersiapkan peralatan pembuatan video dukungan Bupati Ponorogo agar pemerintah Indonesia mengusulkan Reog Ponorogo sebagai nominator tunggal sebagai ICH UNESCO, tetiba dari dalam rumah muncul lelaki berkaos kuning menyapa ramah rombongan kami.
“Assalamu ‘alaikum orang-orang pinter pejuang Reog Ponorogo yang luar biasa,” sapa orang nomer satu di Ponorogo yang dikenal dekat dengan rakyatnya. “Kiprah panjenengan semua dalam dua pekan ini seperti yang disampaikan oleh doktor Hamy sangat luar biasa. Saya sampai speechless, saya terharu sampai tidak berkata apa-apa,” sambung Bupati yang dilantik tepat saat berusia 50 tahun itu.
Sejurus kemudian setelah mengganti kaosnya dengan baju kebesaran Reog Ponorogo, kepala daerah yang lebih memilih berjumpa dan menyapa rakyatnya daripada menemui pejabat pusat di Jakarta itu sudah duduk gagah di depan kamera dan video yang akan merekamnya.
“Saya, Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo dan jajaran pemerintah daerah kabupaten Ponorogo beserta seluruh komunitas seniman Reog Ponorogo mendukung penuh pemerintah Indonesia untuk mengusulkan Reog Ponorogo sebagai nominator tunggal ICH UNESCO,” seru Bupati Ponorogo periode 2020-2024.
“Apapun dan berapapun yang dibutuhkan agar Reog Ponorogo terdaftar sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya TakBenda UNESCO, kami akan berjuang untuk memenuhinya, Prof,” harap pria yang akrab dipanggil Kang Giri itu.
Mas Hamy
Komentar
Posting Komentar