AKU MENUNGGU JODOH YANG SEMPURNA

Hafidz Mubarok Al-Qudsiyyah
Penulis, Inspirator Pasangan Kolaboratif

Jika kamu memilih seseorang yang akan menjadi teman hidupmu adalah ia yang sempurna, sesungguhnya kamu akan dapati kekecewaan dan kesedihan di kemudian hari, karena yang sempurna hanyalah Allah, memilih adalah perkara hati, kita punya hak untuk menentukan standar jodoh, tapi juga ada batasan antara ekspetasi dan kapasitas diri. 

Sayangnya kita lupa, bahwa jodoh adalah cerminan diri, ingin seseorang yang sempurna tapi malas untuk memantaskan, ibarat benang yang terurai tidak bertemu batas diantara dua ujung simpul, hanya akan mempersulit diri hanya menjadikan kita menyalahkan keadaan tentang jodoh yang tak kunjung datang. 

Standar dan ekspektasi tentang jodoh harus di rubah, bukankah dalam Islam bahwa agama dan ke Sholehan lah yang paling utama, harta bisa di cari bersama, perbedaan karakter seiring berjalannya waktu kita akan saling berkompromi, menghargai, dan memaklumi pada karakter masing-masing.

Terkadang kita menjadi diri yang egois,  Ingin mendapat yang terbaik tapi diri kita sangat jauh dari kata baik. Juga ingin yang maha sempurna, padahal kita juga penuh dengan ketidaksempurnaan, itulah kita terkadang sibuk melihat kapasitas orang lain, tapi lupa melihat kapasitas diri. 

Pada ia yang begitu sempurna dimata kita, tentu juga ia mencari yang sempurna dimatanya. Hukum sekufu itu terus berlaku. Jika pemahaman itu menjadi standar kita memilih jodoh, selama itu pula kita akan disibukan dengan masalah perasaan, hingga akhirnya kita akan kecewa karena perasaan kita sendiri.

Tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini, meski kamu sudah berusaha semaksimal mungkin tetap saja tidak akan sempurna. Sebab sempurna itu berawal dari penerimaan, bukan membandingkan dan memenuhi kepuasan nafsu semata. 
 
Menikah adalah tentang belajar bersama, ibadah bersama, berjuang bersama, yang darinya kita akan saling menutupi pada celah kurang dan khilaf masing-masing, memberi ruang maaf pada pasangan, karena kita tempatnya salah, cukup saling memaafkan dan menghargai pada peran masing-masing.

Siapapun kelak yang akan menjadi teman hidup kita, semoga ia yang mencintai Allah dan Agamanya, membawa kita pada kebaikan yang saat bersamanya semakin menambah kecintaan pada sang pemilik semesta, berjalan seirama membangun rumah tangga yang berkah, hingga kelak bersama kembali di Syurga.

Jika kamu mencari pasangan yang sempurna, sampai kapanpun kamu tidak akan menemukannya, bisa jadi kita sulit mendapatkan jodoh karena Ekspetasi kita terlalu tinggi, yuk sadar diri dan belajar menerima kekurangan.

Hafidz Mubarok Al-Qudsiyyah
Penulis, Inspirator Pasangan Kolaboratif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GASPPOL SUKOHARJO TAK LAGI SEKEDAR FORUM KOMUNIKASI PARPOL

POLING GASPOL FSM KEDUA AKAN SEGERA DIGULIRKAN

SISA SISA "SUARA WARGA" PASCA PUTUSAN MK & MENGIMANI TAKDIR