ANAK MINTA MOTOR
Kami sengaja memposting fenomena anak2 SD/SMP, masih kecil2 bawa motor pagi tadi. Untuk melihat reaksi netizen.
Dan persis yg diduga, begitulah. Yg bantah banyak, ngeles kemana2. Berikut kami daftar alasan orang2 ini:
1. Tinggal di kampung, sekolah jauh, orang tua sibuk, tidak ada transportasi
Duh, Gusti, kalau kamu memang sibuk, sekolah jauh, maka kasih anaknya sepeda. Suruh dia gowes. Malah lebih sehat. Sepeda tidak perlu pakai SIM, tdk perlu melanggar UU manapun. Dan jarang sekali sepeda itu membahayakan orang lain.
2. Terserah saya dong, itu anak saya
Duh, orang tua kayak gini ambyar kok bangga diperlihatkan. Anak kamu masih SD, SMP bawa motor, maka itu tidak pernah urusan kamu dan keluargamu saja. Anakmu itu membahayakan orang lain. Itu urusan semua orang. Paham? Nyolot kok tidak pakai logika.
3. Tapi anak sy yang mau, dia pengin naik motor sendiri
Itulah kenapa pendidikan itu penting. Anak itu dididik, bukan berdasarkan maunya dia. Disesuaikan dengan nilai2, norma2, peraturan, hukum. Hanya karena anak2 kita ngamuk, tantrum pengin bawa motor sendiri, bukan berarti kamu kasih saja motornya. Tapi begitulah, kamu itu saking malasnya, bayi nangis saja langsung kasih HP biar mingkem. Right?
4. Tenang saja bos, anak sy jago bawa motor.
Wah, wah, anak2 bawa motor itu bukan hanya soal dia jago atau tidak. Tapi itu tentang emosi, kematangan berpikir, dan semua akal sehat lain. Lah, kamu orang tuanya saja tidak dewasa gini, membiarkan anaknya bawa motor, kok yakin sekali anaknya bisa dewasa?
Anak2 SD, SMP, di bawah umur, dan mereka bawa motor, itu jelas pelanggaran hukum! Titik.
Pada akhirnya, dear netizen, memang kita malas saja. kita lebih sibuk sendiri, dibanding mendidik anak2nya. Masih mending jika kita memang sibuk kerja, sibuk betulan. Lah ini, kita sibuk main HP tok.
Jika kita betul2 komitmen pengin mendidik anaknya, jangankan main HP, lagi sibuk nge-cat langit pun kita sempatkan utk memastikan anak2 ini tdk berkeliaran bawa motor.
Jadi, ayo, daripada misuh2 di page Tere Liye, mending antar-jemput anaknya sekolah deh.
Tere Liye
Komentar
Posting Komentar